The Village Purwokerto, Tempat Wisata Unik dan Instagramable

www.travelingku.net
Purwokerto, salah satu kota yang terkenal di Jawa Tengah, menyimpan banyak kenangan dan sekaligus kebahagiaan. Bahkan banyak orang yang latah menamai daerah di sekitar Purwokerto merupakan daerah Purwokerto. Salah satunya ialah The Village Purwokerto. Memang lokasi wisata tersebut tidaklah jauh dari Kota Purwokerto, dan alamat aslinya terletak di Jalan Raya Baturraden KM 07, Rempoah, Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Namun, untuk memudahkan para pengunjung termasuk saya juga yang latah, memang lebih enak mengatakan itu sebagai The Village Puwokerto.

www.travelingku.net
Tampak luar bangunan The Village Purwokerto

The Village ini merupakan salah satu wisata baru yang langsung hits dan menarik perhatian pengunjung. Dengan konsep bangunan ala-ala Eropa serta di dalamnya terdapat wisata edukasi kesenian, hal itu menjadikannya sangat menakjubkan. Saya pun pas datang ke sini langsung takjub dan terheran-heran. Walau pada saat itu saya datang di cuaca yang tidak begitu cerah, iya, setelah hujan rintik-rintik mengguyur bumi Purwokerto dan sekitarnya.


Sebenarnya saya datang ke sini juga sudah lama nih, tapi baru sempat saya tuliskan di blog ini pada hari ini. Hihihi, maaf, sok sibuk. Waktu itu saya datang dalam acara GenPI (Generasi Pesona Indonesia) Banyumasan yang terdiri dari Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Cilacap. Saya sendiri mewakili teman-teman dari Purbalingga.

www.travelingku.net
kay, dari Kiri ke Kanan : Eka, Rois, Rizki, Mba Olipe, Mba Idah, Me (Ery)

www.travelingku.net
The Village Purwokerto

Acara jalan-jalan ini sangat menarik karena The Village memiliki luas sekitar 2,8 hektar. Yang mana kita bisa berjalan-jalan untuk menikmati keindahan di setiap sudutnya. Ada danau buatan yang ada kapalnya juga. Dan kita bisa naik juga di situ. Terus ada beberapa binatang yang dipelihara, tempat-tempat yang unik atau game unik. Serta Food Court dengan ruangan yang sangat menjanjikan.

Baca juga : Menikmati Lezatnya Nasi Padang di Rumah Makan Sako Bundo 

www.travelingku.net
Suka sama area permainan ini. Area di sini ada kelincinya, tapi ini lagi gak mau keluar nih kelincinya. Mungkin malu sama saya. hahaha

Baca juga : Ayam Geprek Bae, Hidangan Murah yang Menjadi Buruan

Dengan segala bentuk keindahan tersebut, tak heran kalau setiap harinya pengunjung terus berjubel untuk menikmatinya. Selain itu, ada juga hamparan taman yang cukup luas sehingga menambah daya tarik sendiri bagi wisatawan. Dan hal yang saya sukai dari tempat wisata ini ada banyak spot-spot foto yang instagramable. Baik dari jembatan, taman bunga, rumah kaca dan lainnya.

www.travelingku.net
Taman bunga yang cantik

Tempat wisata ini juga sangat cocok untuk liburan bersama pasangan, sama pacar, teman, atau bahkan sama keluarga. Tempatnya nyaman dan enak, menjadikan orang yang berkunjung ke sini juga semakin betah. Ditambah lagi, harga tiket hanya dibandrol Rp 18.000 per orang.


Untuk rute menuju The Village, saya pahamnya mulai dari Purwokerto-nya nih, dari arah Purwokerto menuju arah Pabuwaran, kemudian lurus terus ke utara melewati Perumahan Raflesia. Nah dari situ masih lurus ke utara sedikit, kemudian di kanan jalan ada tempat parkir yang luas dengan view gedung-gedung tinggi nan unik. Di situlah lokasi The Village Purwokerto.

Jadi, yuk kita main ke The Village

Photo from : Eka Can (IG @masekacan) dan Rizki Ramadan (IG @rizkichuk)

Menikmati Keindahan Pantai Lampon Bak Pulau Pribadi

www.travelingku.net
Pantai merupakan tempat yang sangat saya sukai. Jadi sebisa mungkin itu kalau weekend penginnya ke pantai terus. Namun harapan tetap menjadi harapan, karena pada kenyataannya, kalau weekend juga ada acara atau beberapa hal yang harus dituntaskan. Jadi ya, ke pantai sesempatnya saja.

Akhir-akhir ini saya sangat menyukai pantai-pantai di Kebumen yang sangat eksotis. Meskipun hanya beberapa pantai saja yang saya singgahi. Pantai yang gagal saya singgahi ialah Pantai Wedi Putih dan Pantai Karang Agung. Bukan apa-apa, tapi menuju ke pantai tersebut kita harus ekstra hati-hati. Menuju pantai itu kita harus jalan kaki menuruni bukit. Jalan setapak yang sepi, kanan-kiri hutan menjadikan kami takut. Padahal sudah sampai tengah perjalanan menuruni bukit, tapi kami urungkan. Selain itu, mengingat waktu kami datang juga sudah sore, jadi ya, lebih baik pulang saja.

Baca juga : Asyiknya Bermain Ombak di Pantai Suwuk

Berbicara tentang pantai di Kebumen yang harus menyusuri perbukitan memang banyak ya. Bahkan ada yang sudah terkenal yakni Pantai Menganti. Saat sekarang Pantai Menganti aksesnya jauh lebih mudah dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Sekarang sudah enak.


Tapi ini bukan mau cerita tentang Pantai Menganti, melainkan pantai yang masih jauh ke atas sana. Pantai yang dijadikan sebagai penangkapan ikan oleh Nelayan. Bahkan di sini ada tempat penjualan ikan segar. Tapi saya lagi, pas saya datang ke sini, sudah siang, jadi ikan sudah habis lah.

www.travelingku.net
Pas banget datang ke sini saat cuaca cerah. Ini saya lagi di depan pelabuhan atau dermaga kecil khusus untuk kapal-kapal Nelayan di Pantai Lampon

Pantai ini bernama Pantai Lampon. Pantai yang terletak di atas perbukitan. Untuk datang ke sana juga perlu perjalanan yang kudu ekstra hati-hati. Dimulai dari Kecamatan Ayah, Kebumen, yang banyak pantai-pantainya, kami terus menyusuri jalan ke timur. Jalan yang meliuk-liuk sangat membutuhkan konsentrasi dalam berkendara agar tidak terjadi hal-hal buruk. Sepanjang jalan raya-nya, kanan kiri ialah pephonan. Rumah-rumah masih jarang. Ya ada banyak juga rumah, namun tidak sepanjang jalan itu. Jadi, sesudah perbukitan itu ada rumahh-rumah warga, terus perbukitan lagi, begitu terus sepanjang jalan.

Di perjalanan yang sudah sudah mendekatinya, terlihat air laut itu ada di atas jalan. Sangat terlihat jelas ombak saling berkejaran. Sungguh menawan. Masih di jalan sudah disungguhkan dengan pemandangan yang rupawan. Tak berapa lama kemudian kami sampai juga gerbang di Pantai Lampon. Banyak kapal-kapal Nelayan yang ada di situ. Terus kami memarkirkan sepeda motornya. Tiba-tiba ada seorang bapak menghampiri kami. “Mas, mau ke wisatanya ya?” tanya bapak itu ke suami saya.
“Iya, Pak, apa benar ini Pantai Lampon?” balas suami saya.
“Iya, benar, tetapi ini dermaga saja, Mas, untuk Nelayan yang menangkap ikan. Kalau mau ke wisatanya ke atas lagi,” jelasnya.
“Oh, ya, Pak terima kasih,” jawab kami kompak.Terus kami melongo lagi gitu kan, ternyata harus ke atas lagi. Okay, kami melaju dengan kendaraan lagi. Dan.. jeng jeng.. jalannya ampun dah. Jalan masih sempit dan sebagian rusak. Sudah begitu sangat menanjak. Melalui jalan ini asli ngeri-ngeri sedap mah.

www.erycorners.com
Cantik banget kan view Dermaga dari atas

Dalam perjalanan kami memiliki kesempatan untuk melihat dermaga dari atas. Ternyata bagus banget. Banyak kapal-kapal kecil yang berjejer rapi di bawah sana.

Okay, setelah lima menit kami sampai juga di pintu gerbang Pantai Lampon yang sesungguhnya. Pintu masuknya cukup dibuat unik, karena ada taman bunga kecil. Kemudian di dekatnya ada loket untuk masuk ke pantai. Kami membayar Rp 20.000 untuk dua orang, sudah termasuk parkir dan spot foto selfie di lokasi pantai. Spot photo selfie? Saya sendiri tidak tahu apa maksudnya nih. Tapi ya sudahlah. Kami langsung menuju ke parkiran.


www.erycorners.com
Entah gaya apa ini :D
Sudah ke parkiran saya tengok kanan kiri, mana pantainya? Kemudian ada seorang laki-laki yang merupakan bertugas di situ menghampiri kami. Dia memberitahukan kepada kami, untuk ke pantai harus menuruni bukit terlebih dahulu. Saya meringis saja. Dan saya tahu suami saya itu enggan sekali kalau harus jalan kaki menyusuri perbukitan.

Tentang spot photo selfie saya jadi mudeng sekarang. Karena di sini di atas bukit, jadi ada spot-spot untuk foto dengan latar belakang lautan. Cukup menarik memang dan di sini juga banyak orang. Saya juga tidak banyak foto-foto di sini. Terlebih lagi saya juga kurang suka kalau ke pantai cuma foto-foto saja dari atas, terus tidak ‘nyicipin’ air lautnya. Ya kurang afdol lah kalau menurut saya.

www.travelingku.net
Okay, kita turun bukit

So, kami jalan lagi menuruni bukit dengan jalan setapak terjal. Kaki cukup pegal-pegal juga. Beberapa kali kami berhenti untuk mengatur napas dan mengumpulkan sisa-sisa tenaga. Untung saja tidak terlalu jauh.

Asyik, pantainya masih bersih dan sepi. Terus di batu karang itu ada air terjun kecil. Dan lagi-lagi saya gagal melompat, kalau ini bukan takut ambles karena berat badan. Tapi karena memang sulit untuk melompat karena berat badan. Hahahaha.

Gaya over berat badan, hahaha

Di Pantai Lampon ini yang turun ke bawah ternyata hanya kami, pengunjung lain hanya menikmati foto-foto di atas. Sehingga kami merasakan berada di Pulau Pribadi. Ya gimana enggak disebut mirip pulau pribadi, di sini kami cuma berdua, yang ketiganya air laut, yang keempatnya batu karang dan lainnya ada pepohonan.Di batu karang yang kecil ada aliran air tawar dari atas bukit. Jadi kayak ada semacam air terjun mini yang kemudian bergabung ke air laut. Dan kami di sini tentu saja cekakak-cekikik, berjalan dari utara ke selatan, timur ke barat, dengan bebas. Ya karena cuma berdua. Jadi merasa nyaman aja. Mau foto di mana aja boleh, mau lama-lama ngobrol juga boleh. Enggak ada yang mengantri. Main air sampai puas juga bolehlah.

www.travelingku.net
Pengennya sih maju mundur cantik

Setelah itu dilanjutkan dengan main ayunan. For your information ya Guys, kalau di sini ada ayunan juga. Jadi kalau sudah bosen main air bisa sambal istirahat atau makan dengan bermain ayunan. Enak banget ras

Terus, di Pantai Lampon ini juga masih bersih. Airnya masih bening dan pantainya belum ada sampah berserakan. Paling-paling cuma ranting pohon dan daun yang pada gugur aja. Jadi kalau ke sini, kita juga mesti jaga kebersihannya. Bawa sampah kita juga ya. Baik itu botol air mineral, bungkus camilan atau lainnya. Masukan ke tas kita. Nanti di atas ada tempat sampah, kita bisa membuangnya di situ.

www.travelingku.net
Hore, bisa ayunan di pinggir pantai

Berhubung waktu sudah menunjukan jam 4 sore, kami pun memutuskan untuk pulang. Kami sebenarnya ingin menikmati senja di sini, tetapi mengingat perjalanan jauh dan cukup terjal, kami juga tidak berani mengambil resiko yang terlalu tinggi. Akhirnya kami putuskan menyudahi bermain di Pantai Lampon.

Untuk kembali ke parkiran, kalian pasti tahu kan bagaimana rasanya. Pas turun aja tadi kaki pegal-pegal, apalagi ini yang menanjak. Huah… asli ini mah luar biasa. Beberapa meter jalan terus berhenti, begitu seterusnya sampai ke tempat parkir.

Jadi, buat teman-teman yang mau berkunjung ke Pantai Lampon, jangan lupa untuk menyiapkan kesehatan fisiknya ya. Latihan dulu lah jalan yang agak panjang biar enggak kaget. Terus bawa air mineral secukupnya.

Okay, terima kasih.

PANTAI LAMPON
Hutan Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen
Jawa Tengah 54473