Menikmati Keasrian Alam dan Serunya Giant Swing di Kampung Kurcaci

Hallo guys, bentar lagi akhir tahun nih. Sudah punya rencana liburan ke mana? Kali ini saya akan menceritakan pengalaman berlibur di sebuah hutan namun ada atraksi yang sangat menantang. Tantangannya ini sangat luar biasa loh, guys. Saya sampai dibuat menjerit keras loh. Mau tahu bagaimana cerita lengkapnya? Yuk, simak...
Di sini alami, jangan rusak dengan buang sampah sembarangan ya.

Tepat di tanggal 12 Desember 2016, kami berkunjung ke sebuah lokasi desa wisata. Desa ini memang sudah terkenal dari dahulu akan agro wisatanya. Namun, tempat yang kami datangi ini tergolong destinasi baru. Tema yang diusung memang beda dari yang lain, yakni Keindahan, Keasrian dan Kesejukan. Nyatanya lokasi ini adalah sebuah hutan. Pohon-pohon menjulang tinggi mencakar langit membuat udara terasa segar nan bersih. Dan tempat ini disebut sebagai Kampung Kurcaci. Ini bukan di New Zealand tempatnya Bilbao Begins ya, guys. Melainkan di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Sebelum masuk, kita pose dulu deh

Lokasi Kampung Kurcaci ini sangat sejuk. Bahkan, dingin karena berada di kaki Gunung Slamet. Hutan seluas 3.5 hektar ini dipadati pohon damar yang telah berusia ratusan tahun lalu. Sehingga menjadikan suasana lebih adem dan nyaman untuk bersantai.
Di salah satu Rumah Kurcaci, duduk bersantai

Untuk sejarah terbentuknya Kampung Kurcaci, bukan maksud penduduk setempat yang memang bertubuh kecil. Namun, lebih menggambarkan filosofi bahwa manusia itu sangatlah kecil dibanding dengan keindahan alam yang begitu luas. Pepohonan yang menjulang tinggi, dan langit yang begitu megah, membuat kita sangat kecil bagai kurcaci. Dengan semua itu, tempat yang luas ini dinamakan sebagai 'Kampung Kurcaci'.
Pokoknya nyesss.. adem banget :)

Sesuai dengan konsep yang diusungnya, tempat ini begitu menyatu dengan alam. Dari depan pintu gerbang saja, sudah terasa nyesss, adem banget deh.
Salah satu rumah panggok yang menyatu dengan wahan Outbond

Wahana yang ada di sini terdapat beberapa rumah panggok yang terbuat dari bambu dan kayu. Bisa langsung menyatu untuk outbond juga. Tempat duduk terbuat dari ranting-ranting pohon ini membuat suasana kian alami. Terlebih desiran angin sepoi-sepoi membelai dengan mesranya. Aaah, jadi betah di sini. Kemudian, masuk lagi, terdapat Rumah Kurcaci yang menjadi Ikon wisata ini. Kita bisa berfoto-foto di sini sepuasnya, tapi jangan lupa ya, gantian sama yang lainnya. Selain itu, bisa juga menyapa burung hantu yang ada di depan pintu rumah kurcaci ini.
Hei, ada burung hantu di sini (sebelah kanan loh ya)

Dan, kalau kamu pecinta tantangan serta gila akan memacu adrenalin. Coba yang ini deh, Giant Swing di Kampung Kurcaci. Atraksi ini langsung ditangani oleh para ahli dari SAdv Outbond Provider. Mereka bekerjasama untuk memberikan sensasi dan pengalaman baru bagi wisatawan. Dan, yang terpenting keamaan mereka yang melakukan Giant Swing.
Perlengkapan safety udah siap, yuk Giant Swing

Dan saya pun, tidak mau ketinggalan untuk mencobanya, sungguh rasanya deg-degan banget. Dari memakai perlengkapan untuk safety, sampai ditarik ke atas, rasanya nyer-nyeran. Terlebih, tali yang untuk menarik dilepas. Seeeeeeeeerr.. rasanya jantung ini mau copot. Huhuhuhu, aku terombang-ambing dengan satu tali. Teriak histeris sambil ketawa-ketawa gitu. Hihihihi...

Entah apa rasanya, yang jelas seruuuuuuu.... :D

Pas udah selesai, kaki berpijak di tanah rasanya gemeteran. Namun tetap bersyukur jantung ciptaan Maha Kuasa itu tetap sehat dan saya masih berpijak di bumi belum melayang.

Oh ya, wisata Kampung Kurcaci ini, suatu wilayah di Purbalingga yang merupakan bagian dari Paguyuban Wisata Purbalingga, loh. Sehingga pengelola baik pengurus maupun yang ada di tempat wisata ini, sudah terlatih dengan baik. Selalu memberikan senyum dan sapa yang ramah kepada setiap wisatawan. Hmm, membuat semakin kerasan dan nyaman saja di Kampung Kurcaci.


Untuk berkumpul bersama temen-temen itu seru dan menyenangkan :)


Lalu, bagaimana dengan biayanya? Mahalkah?


Tenang, di wisata ini biayanya sangat terjangkau. Untuk tiket masuk hanya dikenakan Rp 5.000 per orang. Sedang parkir kendaraan roda 2 hanya Rp 2.000 per kendaraan. Sedangkan untuk atraksi Giant Swing, dikenakan biaya sebesar Rp 20.000. Murah meriah, kan? Jadi, kapan ke Kampung Kurcaci?

Jembatan Cinta, Tempat Favorit untuk Mengabadikan Kisah Asmara

Dari namanya saja terdengar begitu romantis dan syahdu. Membuat semua orang berdatangan untuk mencari tahu. Apa itu Jembatan Cinta? Benarkah ada banyak cinta di sana?

Jembatan yang terbuat dari bambu wulung dan berbentuk menyerupai hati menjadi tujuan utama wisatawan. Selain akses yang cukup mudah, karena tidak perlu melakukan pendakian, di Jembatan Cinta pun bisa menikmati pemandangan alam yang sejuk, bersih dan penuh keindahan.
Kolam cinta yang menjadi ikon Jembatan Cinta selalu ramai

Tak heran saat ini pengunjung antusias untuk datang ke jembatan yang berbentuk hati ini. Tak sedikit pula mereka-mereka datang dengan orang terkasih seperti keluarga atau sahabat. Bahkan tak sedikit jua yang melakukan prosesi foto Pre Wedding di Jembatan Cinta. Iya, memang sangat menarik, sesuai temanya tentang ‘Cinta’, wisatawan pun turut mengabadikan moment bahagianya di sini.
Cie Pre Wed

Dengan udara sejuk dan angin semilir yang membelai mesra, ungkapan isi hati kepada orang terkasih menjadi sangat sempurna. Ditambah lagi, gemerciknya air dari kolam cinta membuat suasana semakin romantis dan menenangkan hati.
Kalian, selamat ya, terus yang nulis ini kapan? -_-"

Dan, bagi yang sudah berkeluarga, mereka juga bisa membawa anggotanya untuk menikmati pesona di Jembatan Cinta. Berbagi canda dan tawa bersama belahan jiwa yang telah ditakdirkan Tuhan, sungguh terasa indah dan harmonis.

Hei.. foto keluarga, yang nulis makin baper :3


Lalu, apa wisata ini hanya untuk mereka-mereka yang berpasangan? Terus yang single alias jomblo atau segala macam namanya enggak boleh datang ke situ?
Suka sama foto ini ^_^

Tentu saja boleh, karena wisata ini bebas bagi siapa saja. Termasuk datang sendiri pun tak masalah. Keindahan dan kenyamanan di Jembatan Cinta membuat hati yang gundah akan hilang. Mengubur semua kenangan pahit dan mencoba menatap masa depan lebih baik. Aora positif itu masuk ke sanubari secara alami, bukan karena magis atau apa, tapi karena pemandangan di Jembatan Cinta yang luar biasa indahnya, mampu menyihir hati yang sedang galau menjadi ceria. Ya, begitu, karena alam dengan segala bentuk keasriannya selalu memberikan hal positif, terutama bagi jiwa-jiwa yang gersang.

Cinta penuh kelembutan dan kemuliaan, di dalamnya terkandung sifat-sifat saling menolong, saling mengasihi dan menghormati. Senandungnya merdu menghibur sekaligus menggoda. Munculah kenangan-kenangan lama, terlintas jelas bayang-bayang keanggunannya dan kesempurnaannya di kelopak mata, terbuai pada harapan-harapan akan kehadirannya yang menyenangkan. Setiap hari tak pernah bosan bersenandung atau mendengarkan bait-baitnya. --- Namun pada kenyataannya kau tinggalkanku sendiri dalam sepi. Menantimu hingga melelahkan. Tapi, aku tetap bersyukur, alam ini masih memberikan kesejukan dan kedamaian untuk hati yang rapuh. --- Lokasi : Jembata Cinta, Destinasi Wisata Pring Wulung, Desa Panusupan. Inframe : wisatawan. Photo take by @glaha03 --- #Photography #outofthephotography #JembatanCinta #PurbalinggaHitz #purbalinggakeren #JustWrite #Puisi #Nature #BackToNature #BrokenHeart #Alone
A photo posted by Ery Espania Udya (@es_pania) on



Selain itu, di kawasan Jembatan Cinta, terdapat wisata edukasi yang bertajuk tanaman. Membelajari teknik tanaman dengan sistem bioflok (sebuah sistem penanaman sayuran dengan menggunakan pipa-pipa). Sehingga wisata ini sangat menarik dan cocok bagi siapa saja termasuk anak-anak. Tak heran jika hari libur, ratusan pengunjung datang untuk menikmati wisata yang satu ini.

Baca juga : Menikmati Sensasi Keindahan Alam dari Jembatan Cinta

Untuk lokasi wisata ini terletak di Dusun Tipar, Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.


Jadi, libur akhir tahun ini mau ke mana? Mending ke Jembatan Cinta aja yah. ^_^

Photo take by Glaha Photography.

Menu Western Lengkapi Wisata Kuliner di Kedai Kebun

Perkembangan dunia kuliner saat ini kian pesat. Dari berbagai olahan, mereka berlomba-lomba untuk menyuguhkan cita rasa dan kelezatan yang menggugah selera. Bahkan, ada beberapa menu yang selalu dirindukan oleh penikmatnya.

Dengan begitu, wisata kuliner menjadi tempat tersendiri di hati pecinta makanan. Di Indonesia saja, telah tersedia begitu banyak kudapan yang bisa disantap dengan nikmat. Termasuk di Purbalingga, saat ini kalau mendadak lapar dengan mudahnya kita mencari tempat untuk mengisi perut. Bahkan, kalau lagi malas keluar kantor atau rumah, tinggal pencet nomor tujuan warung, dan minta pesanan diantar.

Dari semua kuliner yang sudah dicicipi, sebagian besar memang makanan khas, atau sesuatu yang tidak aneh. Entahlah, kadang lidah saya ini ingin bersenggolan dan merasakan makanan yang lain dari pada yang lainnya. Pokoknya beda deh. Di Purbalingga memang masih jarang yang menyajikannya, namun bukan berarti tak ada.

Di sebuah tempat warung makan baru, berani mengambil resiko dengan menyediakan menu Western. Meski Kedai Kebun mengusung konsep klasik pada tempatnya, tetapi untuk menu siap menerima pesanan makanan ala-ala Eropa. Dan, rasanya bisa diadu loh dengan restauran-restauran ternama atau hotel di Purbalingga.

Baca juga : Konsep Klasik Berikan Warna Beda dari Kedai Kebun

Menu gaya bangsa barat ini ada, karena beberapa pengunjung pernah mencari makanan yang lain dan beda dari warung atau kedai lain.

Jadi, saat ini Kedai Kebun juga siap melayani pesanan 'gaya barat', seperti Pizza Bralink dan Spageti Bralink yang terinspirasi dari Italy. Ada juga Macaroni Schotel yang dimasak dan diberi rasa Asia, ini terinspirasi dari Belanda.


Pizza Bralink yang seharga Rp 25.000 per porsi ini mampu membawa kita serasa di negaranya Fransesco Totti. Sedangkan Spageti Bralink yang hanya dibandrol Rp 15.000 per porsi, bisa membuat kita melayang seperti berada di restauran Italy yang mewah dengan Master Chef jempolan. Hmmm, yummy banget deh, bumbu dan rempah yang komplit meresap sempurna dalam mie yang kenyal dengan tingkat kematangan yang pas.


Dan, untuk Macaroni Schotel ini perpaduan antara Macaroni, Daging Ayam, dan irisan Keju, serta Saus Tomat, yang bersatu padu memberikan kelezatan yang unik dan khas. Cara penyajiannya pun sangat eye catching, ditempatkan pada sebuah mug putih, mirip dengan sajian Belanda yang diletakan pada Schotel (cangkir/cawan).



Sudah siap untuk menggoyang lidah dengan sensasi kelezatan yang berbeda? Datang saja ke Kedai Kebun, Jalan Pasukan Pelajar Imam No. 1, Purbalingga Wetan, Purbalingga (persis di belakang Gedung Kejaksaan Negeri, Purbalingga).

Kanjeng Mami, Resto Ngumpet yang Bikin Nyaman

Panas, lapar, lelah dan capek. Itu yang saya rasakan saat mengikuti upacara bendera di Alun-Alun. Akhirnya, setelah selesai kita putuskan untuk mencari tempat yang asyik buat ngobrol tapi menyediakan menu yang cocok dan menenangkan.

Setelah melakukan perundingan meja bundar, eh maksudnya diskusi sama temen-temen, sepakat menuju ke sebuah tempat nongkrong asyik tapi cukup sulit dicari. Iya, karena lokasi yang ngumpet (tersembunyi) dan berkelok-kelok di dalam gang perumahan/gedung. Tetapi, sampai di situ, puas dah, karena tempatnya yang luas dan nyaman. Menu yang disajikan juga beragam, dari aneka Ice Cream, Juice, dan Japanesse Food.



Kanjeng Mami, sebuah distro makanan yang memilki terobosan untuk menghidangkan menu yang cocok untuk semua kalangan. Terlebih anak-anak sekolah, mereka sangat menyukai varian Ice Cream yang tersedia. Untuk pemasangan menu juga mudah dijangkau oleh konsumen. Karena sudah terpajang dengan panjang dan lebar (luas dong), di dekat kasir. Setiap orang bisa langsung memilih dan memesan menu yang disukainya.




Daftar menu yang tersedia, bikin ngiler semuanya.



Dengan mudah kita melihat aneka makanan dan minuman yang tersedia. Sedikit bingung sih, awalnya mau pesan apa, karena pengen nyicipin semuanya. Dari semua jenis Ice Cream, olahan coklat dan nasi, semuanya menggoda untuk dinikmati.

Dan, enggak pakai lama deh, kita langsung mencatat menu yang dipesan. Saya order coklat panas, fried rise chiken, dan Ice Cream Coklat. Sedang teman saya memesan chiken rise bawl, chiken barbeque, dan chiken blackpeper. Sedangkan untuk Ice Cream, mereka pesan hyper keju, oreo craker, durian cake ice dan es teh. Hahaha, es teh pokoknya enggak ketinggalan deh.

Sambil menunggu pesanan, kita duduk di pojokan biar nyaman, sambil ngerumpi. Hihihihi.. Mungkin karena pas jam anak-anak sekolah datang, jadi pesanan agak lama, hampir 20 menitan kita menunggu pesanan. Ya, maklumi saja sih, karena memang ramai banget, semua tempat duduk full.

Harga per menu murah loh, cuma @Rp 10.000

Harga fried chiken Rp 13.000

Harga Cokelat panas Rp 9.000/cup, Ice Cream masing-masing @Rp 12.000


Dan akhirnya setelah menunggu sambil kelaparan, orderan kita datang. Yeyeye.. pertama kali yang diicip-icip tentu saja nasinya. Hal itu dikarenakan cacing di dalam perut udah pada berontak, hahaha. Yuk ah, makan.
Enggak ketinggalan buat narsis dulu deh :D

Makan selesai, tinggal lahap ice cream. Hmm, yummy banget deh. Dan, khusus bagi saya, yang enggak bisa tahan kalau melihat cokelat panas, tentunya setelah makan ice cream, langsung mensruput cokelat yang dihidangkan dengan cup putih cantik.

Cokelat panas, minuman fovorit :)

Kanjeng Mami ini memang lengkap banget. Mau makan ada, yang seger-seger ada, yang anget pun ada. Harga juga terjangkau kok. Dari daftar menu yang ada, harga itu kisaran Rp 9.000 - Rp 21.000 per item. Jadi, masih wajar kalau menurut saya.

Buat teman-teman yang sedang singgah di Purbalingga, bisa banget loh mampir ke Kanjeng Mami. Untuk lokasi belakang gedung toko Roti Selera, Purbalingga.

Pingit Kembar, Tempat yang Cocok untuk Hati yang Gelisah

Hallo, saatnya berbagi pengalaman jalan-jalan. Kali ini jalan-jalannya nyantai banget, enggak perlu susah payah mendaki dan berjalan jauh. Cukup dari tempat parkir kendaraan jalan beberapa meter langsung deh masuk tempat wisatanya. Ini masih tentang wisata alam, tetapi bukan bukit, bukan jembatan yang seperti sebelumnya atau bukan camping yang ditemani sinar rembulan. Lalu apa?


Ini sebuah tempat wisata baru, di mana kita bisa menikmati tanpa harus capek namun kegalauan dan kegundahan hati aku terusir. Ye, asyik banget kan kalau begini, apalagi yang baru berantem sama kekasihnya, hihihihi, hayo siapa? Apa? Baru putus sama pacar? Wah, wah, enggak usah galau enggak usah risau, biarkan saja dia pergi toh pasti akan menemukan pengganti yang jauh lebih baik. Tuhan yang Maha Kuasa dan Adil itu tidak akan pernah membiarkan umatnya sengsara, apalagi hanya karena cinta. Cieeee, malah sok nasehatin.

Balik ke topik awal, jadi begini, waktu itu saya sedang merasa lelah karena sudah mendaki, capek dan pengen menikmati sesuatu yang seger-seger tapi ogah naik bukit karena paginya baru saja turun. Salah seorang teman akhirnya menyarankan untuk berkunjung ke salah satu wisata di Desa Panusupan, wisata baru yang unik dengan nuansa yang berbeda. Tanpa pikir panjang ya aku iyain aja.


Untuk menuju lokasinya juga tergolong mudah. Setelah masuk ke loket, dan menuju parkir kita turun melewati jalan setapak yang hanya beberapa meter. Sampai di sana, langsung, ‘deg’, jantung ini rasanya berhenti beredetak untuk sejenak. Belum apa-apa aku sudah disambut dengan suara air derasnya air sungai yang mengalir. Ditambah sapuan angin ke tubuhku yang mulai lelah terlebih hatiku yang sedang rapuh.

Suasananya begitu hening, mendamaikan dan menyentuh. Sejuk namun tetap terasa hangat seperti pelukan seorang ibu. Menyejukan seperti kata mutiara sang pujangga untuk kekasih hatinya. Ah, indah sekali tempat ini. Aku pun melanjutkan langkah kaki mencari tempat nyaman dan spot indah untuk diabadikan.
Di atas batu besar, ada gubuk batunya loh

Baru melangkah berapa meter lagi, aku melihat sebuah bebatuan yang besar. Ternyata sungai ini sangat kaya akan batuan besar dan membuat penasaran, batu segede ini emang dari mana ya? Dan pengelola pun bercerita bahwa batu ini merupakan gugusan bintang yang telah jatuh berabad-abad lampau lamanya.

Dari batu besar, aku menuju ke sebuah taman. Masih tampak baru dibuat, karena tumbuhannya masih jelas belum berkembang. Tapi aku berharap semoga pas aku ke sini lagi sudah banyak bunga yang bermekaran. Tak lupa juga diriku ini duduk di sebuah gubuk pinggir sungai untuk mendengarkan gemerciknya air yang menjadi melodi indah di telinga.


Oh Tuhan, rasanya hatiku yang lara telah hanyut terbawa arus sungai ini. Hingga perlahan senyum simpul yang murni tersungging di bibirku. Bukan senyum palsu lagi seperti dulu, bukan senyum formal yang sering aku berikan untuk menghormati orang. Tapi, ini kali pertama rasanya aku bisa tersenyum dengan murni dari hati. Semua risau dan kegundahan hati menghilang terbawa arus dan memaksaku untuk membuka lembaran baru. Sungguh luar biasa tempat ini, begitu tenang dan memberikan energi positif.
Airnya loh, jernih banget

Dan, aku sampai lupa memberikan nama tempat ini. Wisata ini bernama Taman Pingit Kembar. Disebut ‘Pingit Kembar’, berasal dari kata ‘Pingit’ yang berarti ‘Kedung/Pusaran Air’, dan ‘Kembar’ karena ada dua kedung yang terdapat di tempat ini. Selain itu, airnya begitu jernih hingga tak bisa kupungkiri lagi, bahwa ini air murni dari akar tumbuhan di sekeliling sungai.

Untuk menikmati wisata ini juga tidak perlu merogoh dompet terlalu tebal, cukup bayar Rp 5.000 saja kita sudah bisa menikmatinya. Bisa mengajak teman, saudara, bahkan anak kecil. Tempatnya luas dan bersih, terdapat juga toilet sehingga ketika orang mau buang hajat tidak bingung. Kan tidak mungkin kita buang hajat di sungai, nanti sungainya kotor.


Pesan saya, kalau teman-teman ke sini, jaga ekositem lingkungan di sini ya. Jangan buang sampah sembarngan dan merusak tanaman yang ada, apalagi sampai mengotori sungai. Semua ini tercipta karena lingkungan yang bersih dan ekosistem yang terjaga, sehingga kita semua bisa menikmati pesona alamnya.

Selalu Ada Cerita untuk Kembali ke Jembatan Selfie

Sebagai cewek yang ngaku Blogger Traveller (meski cuma lingkup Kabupaten :D), saat ini saya sering berkeliaran di beberapa tempat wisata. Meski tempat tersebut pernah saya kunjungi, tapi rasa penasaran masih tinggi.

Beberapa bulan yang lalu saya berkunjung ke Puncak Sendaren yang memiliki Jembatan Selfie ngehitz di kalangan traveller. Sebuah objek baru di di Purbalingga ini mampu menyedot ratusan pengunjung per harinya.

Kebetulan pas saya datang di saat siang bercampur awan gelap, hujan dan cerah kembali. Mungkin cuaca saat itu tahu kalau yang datang itu ada orang lagi galau seperti saya. #Ehh. Dari cuaca yang tidak menentu saya justru sangat bersyukur karena bisa mengetahui secara langsung keadaan Puncak Sendaren dengan berbagai cuaca. Negeri di atas awan pun patut disematkan ketika kabut mulai menurun ke bawah pegunungan.


Semenjak kunjungan yang pertama itu, banyak teman-teman yang menawari saya camping di sana. Katanya bagus banget pemandangan di pagi harinya. Pas dengernya si antusias banget, cuma pas mempraktekkannya saya kebanyakan alasan gak bisa karena sok sibuk dengan kerjaan. Dan Alhamdulillah, 20 Agustus 2016, akhirnya saya jadi naik ke Sendaren lagi.


Perjalanan dari pintu loket dimulai sehabis Isya, jam delapan malam. Memilih perjalanan malam, bertujuan agar tidak terlalu ngoyo sayanya. Ya meskipun beberapa menit saya harus berhenti untuk istirahat dan minum. Namun, ada pesona sendiri di balik derita perjalanan yang gelap.

Kita ditemani rona pijar rembulan yang terang dengan warna putihnya. Memberikan keelokan tersendiri di malam hari dan berpadu kerlap-kerlip lampu jalan dan rumah di bawah sana. Wajah malam yang mencekam pun berubah menjadi gemerlapnya malam.

Setelah memakan waktu dua jam, akhirnya kita sampai di Puncak Sendaren. Langsung saja kita menyiapkan tenda untuk istirahat (teman-teman ding, saya sibuk nyiapin untuk isi perut). Tenda jadi dan kita semua sudah makan, lanjut deh untuk istirahat. Masuk ke tenda masing-masing. Oh ya, rasanya tidur di pegunungan itu sesuatu, alas matras dan tentunya kasur alami dari tanah. Kebayang gimana empuknya, seperti kasur yang udah gak dijemur bertahun-tahun. Tapi, yang namanya ngantuk, ya udah, bisa tidur nyenyak sampai subuh.

Pagi hari langsung deh ke kamar kecil (tersedia kamar mandi meski kecil dan sederhana) untuk siap-siap Shalat Subuh. Setelah kelar, bermake up lah kita, eh bukan kita, mereka aja, saya gak ikutan.


Selanjutnya beberes tenda dan lain-lain, kalau saya asyik nyelfie. Hihihihi

Dengan suasana yang masih pagi, tentunya berhasil mengambil Siluet Jingga dari Sang Surya. Hembusan angin yang lembut berpadu dengan pemandangan yang sedap dipandang. Inilah surga dunia. Hingga saya terjebak dengan kamera ponsel. Ke setiap sudut untuk mengabadikan momen dan keindahan, terutama di Jembatan Selfie.


Setelah puas berfoto-foto, saatnya sarapan dengan mie instan, minumnya susu, cemilannya roti. Hahahaha yang penting praktis.


Saat pulang kita mengambil sampah-sampah yang ada. Karena sudah menjadi tanggungjawab kita semua, tidak boleh membuang sampah sembarangan. Di manapun, kapanpun, jaga kebersihan!

Super Sambal Hadir Untuk Tampung Orang yang Doyan Pedas

Berbicara tentang kuliner, di negeri ini memang surganya. Dari satu daerah saja sudah begitu banyak kuliner yang mampu menyedot kita untuk makan terus. Saat ini banyak tempat yang menyajikan wisata kuliner khas. Uniknya dari tempat satu dan tempat lain memiliki ciri khas tersendiri. Konsep yang berbeda dan bervariasi juga disajikan untuk memikiat pelanggan.


Antri panjang, ya nyelfie dulu :D

Seperti halnya rumah makan yang terletak di komplek GOR Purwokerto ini. di samping nama yang sangat menjual, di sini juga harganya begitu bersahabat. Dari mulai harga Rp 2.000,00 untuk sambal, Rp 3.000,00 untuk nasi, Rp 4.000,00 untuk telur dadar, karedok, terancam masing-masing Rp Rp 4.000,00 per porsi dan dimulai Rp 6.500,00 untuk menu ayam. Dengan harga yang super murah tentunya menjadi daya tarik sendiri pagi pecinta kuliner. Selain itu, tersedia berbagai menu pilihan sesuai selera.

Asyik, pesanan datang

Warung yang diberi nama ‘Super Sambal’ ini tentunya menyediakan varian sambal sebagai pelengkap menu. Sambal-sambal yang tersedia juga banyak variasinya, seperti sambal tomat, sambal terasi, sambal cabai hijau, sambal super pedas dan lain-lain. Kepedasan sambal juga bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan, seperti teman saya, Rina, dia juga memesan sambal tambahan yang sangat-sangat pedas. Dan, kalau saya, cukup sambal tomat saja, ya! Hahahaa...

Lapar, makan yuk ah..

Kali ini saya pesan nasi, telur dadar, karedok, sambal tomat an es teh. Sedangkan Rina memesan nasi, sambal terasi dan sambal super pedas, tempe dan tahu bakar, terancam dan es teh. Yang paling saya suka dari semua ini yaitu menu karedok. Bumbu kacangnya sangat pas dan lezat. Ditambah dengan kesegaran sayuran yang semakin menambah nikmatnya makanan ini. Kombinasi telur dadar dan sambal tomat juga ciamik. Cocok untuk lauk makan siang.


Jadi, buat teman-teman yang doyan makan pedas, datang saja ke warung makan Super Sambal ‘SS’ di Purwokerto.

Sekarang Kita Bisa Nikmati KFC Original di Pabuaran, Loh!

Setelah puas berfoto-foto di atas gedung Moro Swalayan, ternyata perut kita mesti diisi. Bunyi krucuk-krucuk sudah mengusik di dalamnya. Mungkin cacing-cacing sedang berdisco ria. Karena rasa lapar yang tak tertahan lagi, kita putuskan untuk mencari menu makanan yang berbeda. Kan biasanya kita makan dengan menu khas, kali ini coba masuk ke resto yang terkenal, KFC. Pabuaran, Purwokerto.

Untuk menuju ke tempat ini ternyata perlu perjuangan juga. Dari Moro Swalayan cuaca itu cerah, eh pas di jalan hujan langsung turun dengan derasnya mengguyur kita yang naik motor. Mau berhenti memakai jas hujan, rasanya juga tanggung, sebentar lagi juga sampai. Jadi, ya sudah, kita hujan-hujanan menuju ke KFC.


Untung saja tidak basah kuyup, jadi enggak malu-maluin. Sampai di lokasi, ternyata pakai antri panjang juga. Ya sudah, memanfaatkan antrian panjang, kia berdiri di dekat AC, itung-itung buat mengeringkan baju yang kebasahan.

Setelah ada tempat duduk yang kosong, saya langsung menuju ke situ, biar tidak diserobot sama pengunjung lain. Dan teman saya yang mengantri untuk memesan makanan, biarkan saja. Teman yang antri dan saya enak-enakkan duduk sambil nyelfie, jahat ya saya? Memang :P hihihihi..
Nunggu temen sambil nyelfie :D

Beruntungnya teman saya segera datang dengan membawa nampan yang berisi pesanan. 1 cup Mango Float, 1 Cup Sundae, 1 Cup Pepsi Med, 2 Nasi Organik, dan 2 Ayam Goreng Crispy. Cukup banyak yang kita pesan, ah biarkan saja, namanya juga lapar. Langsung saja deh dinikmati hidangan ini.

Ayo kita makan!


Untuk rasa, kita tentu tahu, ayam goreng dari KFC ini rasanya tidak diragukan lagi. Dengan bumbu yang khas dan KFC selalu memberikan kelezatan tersendiri, meski banyak yang membajaknya, tetapi tetap saja tidak ada yang mampu menyainginya.

Kalau lagi laper, pasti bersih tinggal piring sisanya :D

Berhubung untuk rasa kita sudah tahu, saya coba infokan lokasinya deh. Tempat ini jujur, sangat nyaman. Cukup luas dan desain yang cukup modern. Di tempat parkir juga luas, baik untuk kendaraan roda empat maupun roda kendaraan dua. Jadi, bisa banget makan di sini baik sendiri maupun beramai-ramai dengan sahabat.

Melepas Penat dari Ketinggian Gedung

Hai-hai, semangat-semangat! Eh, ngomong-ngomong, pernah enggak kalian merasa kecewa atau sedih karena apa yang telah direncanakan itu gagal? Saya punya cerita nih, saat itu lagi pengin banget nonton film di bioskop. Berhubung cuma punya waktu pas weekend, ya ke bioskopnya di hari Minggu.

Saya dan Dyah, datang ke Bioskop Rajawali, Purwokerto memang sudah cukup siang. Sebenarnya sih berangkat pagi, tapi kami mampir dulu di salah satu toko busana yang ternama di Purwokerto. Jadi, sampai di bioskop sudah jam satu siangan deh. Loket pembelian tiket di bioskop sudah sangat full. Antrian panjang melebihi ular, berdesak-desakkan sana sini. Panas meski ruangan ber-AC. Tapi saya tetap maklumi, ini weekend.

Tapi sedihnya, pas giliran tinggal beberapa orang di depan Dyah (teman saya yang ngantri, saya mah nyantai aja :D), petugas loket memberitahukan pengumuman bahwa tiket untuk jadwal film di jam 13.30 sudah terjual habis, bisssss... Mau pesan tiket di jam empat sore, enggak jadi karena pulangnya yang bakal kemalaman. Ya sudah, kecewa, sedih, manyun.
Ini teman 'kencan' saya, Dyah :D jomblo juga, hahaha

Akhirnya, sebagai ganti kecewa kita coba refreshing otak. Jalan-jalan ke pusat belanja yang cukup terkenal di Purwokerto, Moro Swalayan. Dari lantai satu hingga food court yang di lantai empat, kita jelajahi. Berjam-jam kita di sini. Setelah itu, dari food court, kita melihat ada sebuah tempat yang cocok untuk ‘bunuh diri’, eh maksudnya buat narsis dan ngalay.

Berasa anak alay :D

Ini adalah atap gedung dari Moro Swalayan, cukup ramai ternayta. Dari ketinggian ini kita bisa menikmati udara yang sejuk. Melihat pemandangan ke bawah yang komplek dengan bangunan rumah dan gedung-gedung lainnya. Beruntung masih banyak tumbuhan yang memberikan warna hijau nan adem di mata. Pandangan dari atas gedung ini cukup menawan juga.

Kita jomblo, cuma bisa peluk temok :D

Kita juga bedua juga tidak mau ketinggalan dengan anak-anak yang lain. Ya, apalagi selain foto-foto di sini. Ternyata objek yang diambil cukup bagus. Pencakar bumi atau tiang penyangga gedung menjulang ke atas berjejer rapi.

Ya, setidaknya ini bisa mengobatai rasa sedih dan kecewa karena gagal nonton. Dan, tak disangka pula, ketemu sama Vhety dan saudaranya. Mereka juga sama sedang kecewa karena tidak kebagian tiket nonton. Ah, dunia ini terkadang sempit juga ya, ketemunya sama itu-itu mulu. Hahahaha :D


Udara di sini segar nan sejuk. Hingga tak terasa juga menghabiskan waktu di sini. Tapi ingat, jangan coba-coba untuk melakukan hal negatif di sini. JANGAN LONCAT DARI ATAS GEDUNG, karena BERBAHAYA. Apapun masalahnya, jangan sampai deh, sayangi diri kita. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya.