Sekarang Kita Bisa Nikmati KFC Original di Pabuaran, Loh!

Setelah puas berfoto-foto di atas gedung Moro Swalayan, ternyata perut kita mesti diisi. Bunyi krucuk-krucuk sudah mengusik di dalamnya. Mungkin cacing-cacing sedang berdisco ria. Karena rasa lapar yang tak tertahan lagi, kita putuskan untuk mencari menu makanan yang berbeda. Kan biasanya kita makan dengan menu khas, kali ini coba masuk ke resto yang terkenal, KFC. Pabuaran, Purwokerto.

Untuk menuju ke tempat ini ternyata perlu perjuangan juga. Dari Moro Swalayan cuaca itu cerah, eh pas di jalan hujan langsung turun dengan derasnya mengguyur kita yang naik motor. Mau berhenti memakai jas hujan, rasanya juga tanggung, sebentar lagi juga sampai. Jadi, ya sudah, kita hujan-hujanan menuju ke KFC.


Untung saja tidak basah kuyup, jadi enggak malu-maluin. Sampai di lokasi, ternyata pakai antri panjang juga. Ya sudah, memanfaatkan antrian panjang, kia berdiri di dekat AC, itung-itung buat mengeringkan baju yang kebasahan.

Setelah ada tempat duduk yang kosong, saya langsung menuju ke situ, biar tidak diserobot sama pengunjung lain. Dan teman saya yang mengantri untuk memesan makanan, biarkan saja. Teman yang antri dan saya enak-enakkan duduk sambil nyelfie, jahat ya saya? Memang :P hihihihi..
Nunggu temen sambil nyelfie :D

Beruntungnya teman saya segera datang dengan membawa nampan yang berisi pesanan. 1 cup Mango Float, 1 Cup Sundae, 1 Cup Pepsi Med, 2 Nasi Organik, dan 2 Ayam Goreng Crispy. Cukup banyak yang kita pesan, ah biarkan saja, namanya juga lapar. Langsung saja deh dinikmati hidangan ini.

Ayo kita makan!


Untuk rasa, kita tentu tahu, ayam goreng dari KFC ini rasanya tidak diragukan lagi. Dengan bumbu yang khas dan KFC selalu memberikan kelezatan tersendiri, meski banyak yang membajaknya, tetapi tetap saja tidak ada yang mampu menyainginya.

Kalau lagi laper, pasti bersih tinggal piring sisanya :D

Berhubung untuk rasa kita sudah tahu, saya coba infokan lokasinya deh. Tempat ini jujur, sangat nyaman. Cukup luas dan desain yang cukup modern. Di tempat parkir juga luas, baik untuk kendaraan roda empat maupun roda kendaraan dua. Jadi, bisa banget makan di sini baik sendiri maupun beramai-ramai dengan sahabat.

Melepas Penat dari Ketinggian Gedung

Hai-hai, semangat-semangat! Eh, ngomong-ngomong, pernah enggak kalian merasa kecewa atau sedih karena apa yang telah direncanakan itu gagal? Saya punya cerita nih, saat itu lagi pengin banget nonton film di bioskop. Berhubung cuma punya waktu pas weekend, ya ke bioskopnya di hari Minggu.

Saya dan Dyah, datang ke Bioskop Rajawali, Purwokerto memang sudah cukup siang. Sebenarnya sih berangkat pagi, tapi kami mampir dulu di salah satu toko busana yang ternama di Purwokerto. Jadi, sampai di bioskop sudah jam satu siangan deh. Loket pembelian tiket di bioskop sudah sangat full. Antrian panjang melebihi ular, berdesak-desakkan sana sini. Panas meski ruangan ber-AC. Tapi saya tetap maklumi, ini weekend.

Tapi sedihnya, pas giliran tinggal beberapa orang di depan Dyah (teman saya yang ngantri, saya mah nyantai aja :D), petugas loket memberitahukan pengumuman bahwa tiket untuk jadwal film di jam 13.30 sudah terjual habis, bisssss... Mau pesan tiket di jam empat sore, enggak jadi karena pulangnya yang bakal kemalaman. Ya sudah, kecewa, sedih, manyun.
Ini teman 'kencan' saya, Dyah :D jomblo juga, hahaha

Akhirnya, sebagai ganti kecewa kita coba refreshing otak. Jalan-jalan ke pusat belanja yang cukup terkenal di Purwokerto, Moro Swalayan. Dari lantai satu hingga food court yang di lantai empat, kita jelajahi. Berjam-jam kita di sini. Setelah itu, dari food court, kita melihat ada sebuah tempat yang cocok untuk ‘bunuh diri’, eh maksudnya buat narsis dan ngalay.

Berasa anak alay :D

Ini adalah atap gedung dari Moro Swalayan, cukup ramai ternayta. Dari ketinggian ini kita bisa menikmati udara yang sejuk. Melihat pemandangan ke bawah yang komplek dengan bangunan rumah dan gedung-gedung lainnya. Beruntung masih banyak tumbuhan yang memberikan warna hijau nan adem di mata. Pandangan dari atas gedung ini cukup menawan juga.

Kita jomblo, cuma bisa peluk temok :D

Kita juga bedua juga tidak mau ketinggalan dengan anak-anak yang lain. Ya, apalagi selain foto-foto di sini. Ternyata objek yang diambil cukup bagus. Pencakar bumi atau tiang penyangga gedung menjulang ke atas berjejer rapi.

Ya, setidaknya ini bisa mengobatai rasa sedih dan kecewa karena gagal nonton. Dan, tak disangka pula, ketemu sama Vhety dan saudaranya. Mereka juga sama sedang kecewa karena tidak kebagian tiket nonton. Ah, dunia ini terkadang sempit juga ya, ketemunya sama itu-itu mulu. Hahahaha :D


Udara di sini segar nan sejuk. Hingga tak terasa juga menghabiskan waktu di sini. Tapi ingat, jangan coba-coba untuk melakukan hal negatif di sini. JANGAN LONCAT DARI ATAS GEDUNG, karena BERBAHAYA. Apapun masalahnya, jangan sampai deh, sayangi diri kita. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya.

Bebek Goreng Lamongan : Sensasi Makan di Alam Terbuka

Hallo, kembali lagi di blog ini. Kali ini saya akan mengajak bercerita tentang kuliner yang letaknya di alun-alun Purbalingga. Untuk warga Purbalingga sendiri tentunya sudah tiak asing akan sajian yang berselera dan menggoa di jantung kota ini.

Dari makanan camilan, minuman, hingga makanan porsi berat tersaji lengkap. Para penjual pun bervariasi dari berbagai daerah termasuk Lamongan. Ya, rasanya sangat familier untuk warung makan yang satu ini. Selain sambal yang khas untuk menarik pengunjung, warung makan Lamongan juga menyediakan beberapa menu.

Pada sore itu, saya dan teman-teman kerja ingin menikmati sesuatu yang berbeda. Akhirnya kami putuskan untuk makan di warung makan Lamongan dengan memesan bebek goreng dan jeruk hangat. Kedua menu tersebut merupakan menu andalan dari warung ini. Terlihat, rata-rata orang yang memesan bebek goreng dengan jeruk hangat. Untuk tempat duduk memang kita tidak kebagian di dalam warung tenda karena memang sempit dan terbatas. Tetapi, tidak masalah bagi kami, seluruh warung yang berjualan di komplek alun-alun, memiliki tempat yang luas untuk tempat duduk. Yaitu, seluruh alun-alun.

Kami juga duduk lesehan dengan beralaskan tikar. Sambil mennggu pesanan datang, tidak ketinggalan pula untuk mengambil foto-foto. Setelah beberapa menit, pesanan datang, dari mulai minuman jeruk hangat, nasi dan bebek goreng beserta lalapan. Porsi di sini bisa dibilang porsi jumbo alias besar namun enak.


Langsung saja deh, kita menikmati hidangan yang masih panas karena baru saja dimasak. Hal yang paling utama menggoda tentu sambal yang menjadi saos di bebek goreng. Sambal ini luar biasa nikmatnya. Pedasnya pas dan cocok juga untuk orang yang tidak suka pedas seperti saya.

Untuk daging bebek terasa empuk dan gurih, sangat gurih. Sampai-sampai kami memakannya dengan lahap. Selain itu, perpaduan dengan minuman jeruk hangat menjadikan tambah nikmatnya hidangan ini. Hmmm, so yummy.. Tidak akan pernah menyesal untuk makan di rumah makan Lamongan ini. Bisa datang sendiri, bersama teman-teman, keluarga atau dengan orang yang terkasih.

Selain itu, tentang harga juga tidak mahal lho, beneran deh. Untuk minuman jeruk hangat hanya seharga Rp 5.000,00 per gelas, nasi satu piring hanya Rp 3.000,00 dan bebek goreng beserta sambal nikmatnya dibandrol Rp 18.000,00. Untuk lalapan tentunya gratis ya, guys.. hehehee...

Nah, buat teman-teman yang suka kuliner, kalau singgah di alun-alun Purbalingga jangan lupa untuk mampir ke warung makan Lamongan. Tempatnya di sebelah pojok barat alun-alun bagian selatan atau berseberangan dengan toko Family Kampus dan Hotel Nusantara, atau seberang utara dari SMP Negeri 1 Purbalingga. Mudah dicari, kan?

Oh ya, untuk jam buka, warung ini dimulai dari sore, sekitar jam empat sore, atau setelah shalat ashar. Untuk tutup, tergantung habisnya jam berapa, tidak menentu. Kalau pas lagi ramai banget ya jam sembilan malam aja udah beres-beres. Kalau sepi, bisa sampai jam sebelas malam, tapi itu sangat maksimal ya.

Selamat mencoba deh.. :)

Romansa Sunset di Pantai Parangtritis

Lama sudah aku ingin menulis tentang ini. Ya, meskipun sudah lama juga tentang perjalanan ke Jogja. Tapi kenangan manis bersama indahnya sunset di Parangtritis tak mudah dilupakan begitu saja. Dari semua pantai yang kusinggahi, baru kali ini kutemukan sempurnanya matahari tenggelam.

Berawal dari galaunya perjalanan yang sudah siang tapi masih terjebak di daerah Prambanan. Ditambah lagi kita menggunakan kendaraan umum alias bus kota. Setelah beberapa lama perjalanan, aku dan Mba Nia sampai juga di terminal Giwangan, Yogyakarta. Waktu memang sudah cukup sore, sudah jam 3. Tetapi rasa penasaran untuk ke pantai cukup besar dan harus ke pantai.

Baca juga : 

Dengan perasaan yang was-was, karena di terminal ini rasanya sangat asing bagi kami. Namun beruntung ada bapak-bapak yang mau menjelaskan bahwa pantai terdekat dari Giwangan ya Parangtritis. Beliau pun mengarahkan ke saya untuk naik sebuah bus yang akan segera melaju.

Tetapi, yang namanya kendaraan umum, pasti di jalan pasti sering berhenti. Baik untuk menaikkan penumpang dan atau menurunkan penumpang. Alhasil kita sampai di Pantai Parangtritis sudah sore, bahkan sudah setengah lima. Setelah turun dari bus, kita langsung buru-buru menuju pantai bermain ombak. Berfoto-foto meski cuma berdua.

Meski sudah sore, di Parangtritis kian ramai

Dalam hati juga sebenarnya agak takut, bagaimana nanti kita pulang ke Malioboro (hotel yang kita booking di daerah Malioboro). Namun, rasa itu ditepiskan dengan adanya pemandangan sunset yang sungguh menawan. Luar biasa rasanya. Sunset yang sangat menakjubkan. Dengan mata ini kulihat matahari kembali ke peraduan dengan sempurnanya



Sempurna, menyaksikan matahari kembali ke peraduan :)
Begitu indah nan romantisnya sunset ini. Kemilau cahaya keemasan pun terpampang jelas dari pantai. Romansa sunset yang sangat menawan, ya begitulah Parangtritis, pesonamu membawa kenangan yang tak terlupakan.